Pada abad ke-19 para ahli kimia mulai dapat menghitung massa atom
secara akurat. Adanya kesamaan sifat yang ditemukan pada beberapa unsur
menarik perhatian para ahli kimia untuk mulai mengelompokannya.
A. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK
Usaha pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kesamaan sifat dilakukan agar unsur-unsur tersebut mudah dipelajari.
1. Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mempelajari sifat-sifat
beberapa unsur yang sudah diketahui pada saat itu. Dobereiner melihat
adanya kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkan
unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifatnya. Ternyata tiap kelompok
terdiri dari tiga unsur sehingga disebut triade. Apabila unsur-unsur
dalam satu triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan
massa atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan massa
atom dari unsur pertama dan ketiga.
2. Teori Oktaf Newland
Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newland menyusun daftar unsur
yang jumlahnya lebih banyak. Susunan Newland menunjukkan bahwa apabila
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka unsur
pertama mempunyai kemiripan sifat dengan unsur kedelapan, unsur kedua
sifatnya mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Penemuan Newland
ini dinyatakan sebagai Hukum Oktaf Newland.
Pada saat daftar Oktaf Newland disusun, unsur-unsur gas mulia (He, Ne,
Ar, Kr, Xe, dan Rn) belum ditemukan. Gas Mulia ditemukan oleh Rayleigh
dan Ramsay pada tahun 1894. Unsur gas mulia yang pertama ditemukan
ialah gas argon. Hukum Oktaf Newland hanya berlaku untuk unsur-unsur
dengan massa atom yang rendah.
3. Sistem Periodik Mendeleev
Pada tahun 1869, tabel sistem periodik mulai disusun. Tabel sistem
periodik ini merupakan hasil karya dua ilmuwan, Dmitri Ivanovich
Mendeleev dari Rusia dan Julius Lothar Meyer dari Jerman. Mereka
berkarya secara terpisah dan menghasilkan tabel yang serupa pada waktu
yang hampir bersamaan. Mendeleev menyajikan hasil kerjanya pada
Himpunan Kimia Rusia pada awal tahun 1869, dan tabel periodik Meyer
baru muncul pada bulan Desember 1869.
Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem periodik, maka ia
dianggap sebagai penemu tabel sistem periodik yang sering disebut juga
sebagai sistem periodik unsur pendek. Sistem periodik Mendeleev
disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Sistem
periodik Mendeleev pertama kali diterbitkan dalam jurnal ilmiah Annalen
der Chemie pada tahun 1871.
Hal penting yang terdapat dalam sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai berikut:
a. dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai selisih paling kurang dua atau satu satuan;
b. terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, seperti 44, 68, 72, dan 100;
c. dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti ekasilikon;
d. dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif beberapa unsur, contohnya Cr = 52,0 bukan 43,3.
a. Kelebihan sistem periodik Mendeleev
1) Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur.
2) Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.
3) Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah mempunyai tempat yang kosong.
b. Kekurangan sistem periodik Mendeleev
1) Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
2) Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, contoh : Te (128) sebelum I (127).
3) Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar
antara 1 dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum
diketahui secara tepat.
4) Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
5) Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.
4. Sistem Periodik Modern
Pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam
tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Moseley
berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada
unsur yang terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak
sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan
kenaikan nomor atom.
Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom 53.
Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem
periodik Mendeleev. Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem
periodik bentuk panjang, disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Dalam sistem periodik modern terdapat lajur mendatar
yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.
Jumlah periode dalam sistem periodik ada 7 dan diberi tanda dengan angka:
• Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek dan berisi 2 unsur
• Periode 2 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur
• Periode 3 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur
• Periode 4 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur
• Periode 5 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur
• Periode 6 disebut sebagai periode sangat panjang dan berisi 32 unsur,
pada periode ini terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor 58 sampai
nomor 71 dan diletakkan pada bagian bawah
• Periode 7 disebut sebagai periode belum lengkap karena mungkin akan
bertambah lagi jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat ini berisi
24 unsur. Pada periode ini terdapat deretan unsur yang disebut
Aktinida, yaitu unsur bernomor 90 sampai nomor 103 dan diletakkan pada
bagian bawah.
Jumlah golongan dalam sistem periodik ada 8 dan ditandai dengan angka
Romawi. Ada dua golongan besar, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Golongan B terletak antara golongan IIA
dan golongan IIIA.
Nama-nama golongan pada unsur golongan A
• Golongan IA disebut golongan alkali
• Golongan IIA disebut golongan alkali tanah
• Golongan IIIA disebut golonga boron
• Golongan IVA disebut golongan karbon
• Golongan VA disebut golongan nitrogen
• Golongan VIA disebut golongan oksigen
• Golongan VIIA disebut golongan halogen
• Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip
sifatnya, yaitu unsur-unsur lantanida. Pada periode 7 juga berlaku hal
yang sama dan disebut unsur-unsur aktinida. Kedua seri unsur ini
disebut unsur-unsur transisi dalam.
Unsur-unsur lantanida dan aktinida termasuk golongan IIIB, dimasukkan dalam satu
golongan karena mempunyai sifat yang sangat mirip.
B. SIFAT LOGAM
Sifat yang dimiliki oleh unsur sangat banyak. Pada bahasan ini, kita
hanya akan membahas beberapa sifat dari unsur. Berdasarkan sifat
kelogamannya, secara umum unsur dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu
unsur logam, unsur non logam, dan unsur metaloid (semi logam).
Logam banyak kita jumpai di sekitar kita, contohnya besi, aluminium,
tembaga, perak, emas, dan lain-lain. Pada umumnya logam mempunyai sifat
fisis, antara lain:
1. penghantar panas yang baik;
2. penghantar listrik yang baik;
3. permukaan logam mengkilap;
4. dapat ditempa menjadi lempeng tipis;
5. dapat meregang jika ditarik.
Kemampuan logam untuk meregang apabila ditarik disebut duktilitas.
Kemampuan logam meregang dan menghantarkan listrik dimanfaatkan untuk
membuat kawat atau kabel. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa
disebut maleabilitas. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa
dimanfaatka untuk membuat berbagai macam jenis barang, misalnya golok,
pisau, cangkul, dan lain-lain. Sifat-sifat di atas tidak dimiliki oleh
unsur-unsur bukan logam (non logam).
Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur logam cenderung
melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan
unsur-unsur non logam cenderung menangkap elektron (memiliki energi
ionisasi yang besar).
Dengan demikian, dapat dilihat kecenderungan sifat logam dalam sistem
periodik, yaitu dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar dan
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin kecil. Jika kita lihat
pada tabel periodik unsurnya, unsur-unsur logam berletak pada bagian
kiri, sedangkan unsur-unsur non logam terletak di bagian kanan (lihat
tabel periodik unsur).
Pada tabel periodik, batas antara unsur-unsur logam dan non logam
sering digambarkan dengan tangga diagonal yang bergaris tebal.
Unsur-unsur di daerah perbatasan mempunyai sifat ganda. Misalnya logam
berilium (Be) dan aluminium (Al), logam-logam tersebut memiliki
beberapa sifat bukan logam, dan biasa disebut unsur amfoter. Adapun
logam yang berada di sebelahnya (dalam tabel periodik) yaitu Boron (B)
dan Silikon (Si) merupakan unsur non logam yang memilki beberapa sifat
logam, dan disebut unsur metaloid.
Sabtu, 23 November 2013
Sistem Periodik Unsur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar